اَهْلاًوَسَهْلاً

Selasa, 22 Januari 2013

Dialog Jaka Tarub



Jaka tarub
Dahulu kala di Jawa Timur, hiduplah seorang janda dan anaknya yang barnama Jaka Tarub, mereka tinggal dipingir sebuah desa, rumah mereka berada dekat hutan. Dan Jaka pun sangat suka berburu.
Situasi: Didepan rumah.
Babak 1
Adegan 1
Mbok rondo: “Nak ,,mengapa kamu melamun disiang hari seperti ini ?” (heran)
Jaka Tarub : “Aku bingung bu,,,,!
Mbok rondo: “Kenapa bingung anak ku?”
Jaka Tarub: “Sebenarnya aku ingin berburu kehutan bu, tetapi hari ini saya mengawatirkan ibu.”
Mbok rondo: “Tidak usah menghawatirkan ibu nak, kamu berangkat saja!” (sambil mengusap kepala Jaka)
Jaka Tarub : “Tapi bu,,,,? (khawatir dan cemas)
Mbok rondo: “Tidak apa-apa nak, kamu berangkat saja berburu, hati-hati jaga dirimu.”
Jaka Tarub: “Iya sudahlah kalau begitu,tapi ibu juga hati-hati ya!” (berjalan menuju hutan)
Adegan 2
Bidadari 1: “Dibawah ada telaga indah,ayo adik-adik kita mandi disana saja! (terbang dan sambil mengajak)
Bidadari 3: “Iya kak, mari kita turun dan langsung mandi saja! (turun ke telaga)
Bidadari 2: “Iya,,,,”
Bidadari 4: “Kita taruh dimana selendang kita ini?” (bingung)
Bidadari 1: ”Kita taruh di atas batu ini saja! (menunjuk batu besar didekatnya)
Bidadari 6: “Baiklah kak,,” (menaruh selendang )
Bidadari 2: “Iya kak.”
Bidadari 7: “Mari kita langsung berendam dan mandi.” (mengajak kakak-kakaknya)
Bidadari 4: “Ayo adik-adik dan kakak-kakak! (memercikkan air kerah mereka)
Jaka Tarub: “Suara apa itu,seperti suara wanita banyak sekali.” (dari kejahuan dan mencari sumber suara itu)
Bidadari 1: “Wah airnya segar sekali ya adik?
Bidadari 3: “Iya segar sekali tempatnya juga indah sekali ya?”
Jaka Tarub: “Wah ternyata ada banyak sekali wanita cantik-cantik,andaikan salah satu dari mereka ada yang menjadi istriku, kuambil saja salah satu selendang mereka.” (mengendap-endap mencuri selendang dari salah satu bidadari itu)
Bidadari 1: “Wah adik hari sudah menjelang sore, mari kita kembali ke khayangan!
Bidadari 3: “Iya, mari adik-adik kita kembali.”
Bidadari 7: “Selendang ku,,,,?” (bingung)
Bidadari 5: “Ada apa dik?
Bidadari 7: “Selendang ku tidak ada kak.” (mulai mencari)
Bidadari 2: “Apa, tidak ada, memengnya tadi kamu taruh dimana? (terkejut)
Bidadari 1: “Mari adik-adik kita bantu mencari selendang Wulan.” (mengajak adik-adiknya)
Bidadari 4: “Tidak ada.” (sudah mencari)
Bidadari 2: “Hari sudah mulai gelap, kita harus segera kembali kekhayangan.”
Bidadari 7: “Tapi, selendangku belum ketemu kak, gimana ini? (menangis)
Bidadari 1: “Maaf adik, tapi kami harus segera kembali ke khayangan.”
Bidadari 5: “Kami harus pergi sekarang,selamat tinggal adik.” (mulai terbang)
Bidadari 2: “Maaf, adik,,,,”
Bidadari 1: “Selamat tinggal.”
Bidadari 4: “Hati-hati ya dik.”
Bidadari 6: “Maaf,..”
Bidadari 3: “Selamat tinggal.”
Bidadari 7: “Jangan tinggalkan aku sendiri disini kak.” (masih menangis)
Adegan 3
Jaka Tarub: “Kenapa kamu menangis dan sendirian di tengah hutan ini? (pura-pura tidak tahu)
Bidadari 7 : “Siapa kamu? (agak terkejut)
Jaka Tarub: “Saya Jaka Tarub,tadi saya lagi berburu, lalu mendengar tangisan mu, makannya aku kemari.”
Bidadari 7: “Selendangku hilang, dan kakak-kakakku meninggalkan aku sendiri disini.”
Jaka Tarub: “Siapa nama kamu? Dan gimana kalau kamu ikut saja saya pulang kerumah?”
Bidadari 7: “Saya Nawang Wulan kakang,baiklah saya ikut kakang pulang saja.”
Adegan 4
Jaka Tarub: “Ibu, Jaka pulang! (berteriak)
Mbok rondo: “Iya nak, loh siapa wanita yang kamu bawa ini nak?” (terkejut)
Wulan         : “Saya Nawang wulan bu’.” (berjabat tangan)
Jaka Tarub: “Tadi Jaka melihat Wulan menangis sendiri ditengah hutan bu, jadi Wulan saya ajak pulang saja bu.”
Mbok rondo: “ow begitu, ya tidak apa-apa silahkan masuk di gubuk kami ini ndug.” (mempersilahkan)
Jaka Tarub: “Oya,aku sembunyikan dimana selendang ini. (pikirnya) aku taruh di dalam genthong tempat beras ini saja”
Adegan 5
Mbok rondo: “Sudah hampir 2 tahun Wulan bersama kita,kenapa tidak kamu nikahi saja Wulan!”
Jaka Tarub: “ Iya bu,tapi apakah Wulan mau menikah dengan saya.” (bingung)
Mbok rondo: “Pasti mau nak,coba kamu tanya saja Wulan!”
Wualan        : “Saya mau kok menikah dengan mu kakang.” (tiba-tiba datang)
Jaka Tarub: “Benarkah wulan, kamu mau menikah dengan saya?” (senang)
Wulan        : “Iya kakang.”
Adegan 6
Wulan       : “Kakang, aku mau mencuci dulu ke sungai, di dapur aku menanank nasi,aku pesan kepada kakang, tutup sajnya janangan dibuka sebelum aku pulang ya kakang!” (serius)
Jaka          : “Iya, istri ku, memengnya kenapa?  (heran)
Wulan      : “Tidak apa, yang penting jangan dibuka!” (berangkat kesungai)
Jaka          : “Kenapa tidak boleh dibuka ya,sebaiknya saya lihat, apa? Hanya satu biji beras, pantas persediaan beras masih banyak. (sangat heran dan terketjut)
Wulan     : “Kenapa nasinya tidak matang,pasti kakang membukanya.” (pulang dari sungai)
Jaka         : “Iya, maaf istri ku,memengnya kenapa?
Wulan     : “Aduh kakang,sekarang aku harus memasak selayaknya manusia biasa, kekuatan ku hilang, kenapa kakang tidak mematuhi pasan ku.”
Jaka        : “Maaf kan kakang,kakang tidak tahu,”
Wulan    : “Ya sudahlah”
Adegan 7
Wulan     : “Persedian beras sudah habis, apa ini didalam genthong, selendang! Ini kan selendang ku. Kakang,,,,,! (memanggil suaminya)
Jaka         : “Iya istri ku ada apa?”
Wulan     : “Kenapa kakang membohongi ku,kenapa kakang menyembunyikan selendang ku,sekarang saya harus kembali ke khayangan, SELAMAT TINGGAL, kakang saya titip Nawang Asih, anak kita,”
Jaka        : “Maaf kan aku Wulan, kakang mohon jangan tinggalkan anak kita Nawang Asih,dia membutuhkan kamu.!”
Wulan     : “Maaf, kakang kodrat ku di khayangan. (terbang ke khayangan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.